La Tofi, adalah pendiri dan Chairman The La Tofi School of CSR (saat ini telah menjadi brand baru La Tofi Schooll of Social Responsibility). Kariernya berawal sebagai wartawan di berbagai majalah yang kemudian menjadi pengusaha majalah berformat buku, seperti BISNIS & CSR dan BIOGRAFI POLITIK.
Tetapi karena teringat latar belakang pendidikannya sebagai pekerja sosial profesional dari Bandung School of Social Work, ia “mengintip” kecenderungan perusahaan yang mengadopsi CSR, ia kemudian jatuh cinta untuk mengembangkan bisnis yang berkaitan dengan praktik Corporate Social Responsibility.
Dari ketertarikan pada bisnis barunya itu, ia mendapatkan pengertian baru, CSR tidak semata bisnis baginya, tetapi semangat hidupnya.
Ia tidak akan menulis buku KILL CSR (Lakukan 7 Terobosan) apabila praktik CSR di Indonesia tidak compang-camping karena salah pengertian. Ia pun menggagas pemberian penghargaan tahunan Indonesia Green Awards yang dimulai 2010. Pada 2012 memberikan penghargaan Green City kepada Kota Solo yang sempat heboh pada debat capres lalu karena Joko Widodo mengatakan berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup.
Bagi La Tofi, Indonesia Green Awards adalah cara mengingatkan bahwa tanggung jawab sosial dari perusahaan maupun pemerintah dan individu harus dimulai dari kesadaran terhadap lingkungan. Ia juga merupakan Ketua Gerakan Indonesia Berlanjut, suatu wadah kolaborasi pemangku kepentingan agar Indonesia menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan.